Lebih dari 125.000 ibu meninggal
tiap tahunnya, penyebab terbanyak adalah karena perdarahan post partum.
Insidensi terbesar adalah di daerah Asia (48%) dan Afrika (47,5%), sisanya
tersebar di negara-negara berkembang. Atonia uteri teridentifikasi sebagai
penyebab utama perdarahan post partum (sekitar 90%).
Perdarahan post partum
terdefenisiskan sebagai kehilangan darah 500ml atau lebih dari jalan lahir
dalam 24 jam pertama persalinan persalinan. Namun pada kondisi di klinis,
pengukuran jumlah darah yang akurat pada persalinan per vaginam sulit
dilakukan, biasanya hanya estimasi, jika darah banyak sekali, misal sampai
mengganti underpad karena penuh darah, dianggap jumlah perdarahan lebih dari 500ml.
Pada persalinan dengan sectio caesarian, perdarahan lebih mudah diukur karena
menggunakan suction catheter yang terhubung dengan tabung ukur.
Atonia uteri didefenisikan sebagai
kegagalan myometrium berkontraksi dan retraksi setelah persalinan. Kontraksi
uterus yang kuat dan efektif sangat penting untuk mengentikan perdarahan. Pada
kondisi atonia, uterus terasa lembek
disertai perdarahan yang keluar dari jalan lahir. Biasanya dengan pemberian
uterotonik segera dapat menghentikan perdarahan. Namun demikian, jika kontraksi
uterus sudah baik namun masih ada perdarahan yang keluar, harus dilakukan
eksplorasi manual untuk memastikan adanya kausa lain perdarahan seperti retensi
sisa placenta atau ruptur jalan lahir.
Faktor resiko atonia uteri ada beberapa
macam, diantaranya:
* ·Faktor terkait over-distensi uterus:
multigravida, polihidramnion, janin makrosomia
* Faktor persalinan: Induksi pesalinan, stimulasi
persalinan, persalinan prolonged, pelepasan manual placenta, pemakaian oxytocin
tidak rasional.
* Pemakaian relaksan: sedasi anesthesi, magnesium
sulfat
* Faktor intrinsik: riwayat perdarahan post
partum, perdarahan antepartum, obesitas, usia > 35 tahun.
Terapi:
- Massage uteri
- Pemberian uterotonika : drip oxytocin 10IU/500ccRL, injeksi methyl-ergometri 1 ampul (kecuali jika tekanan darah postpartum ibu tinggi)- dapat diulang 4 jam kemudian, misoprostol 600µg per oral atau per rectal
- Kompresi bimanual
- Tampon uterovaginal
- Operatif: ligasi a.uterina atau a.hipogastrica, atau histerektomi.
Jika placenta belum lepas, tidak boleh dilepas paksa dalam kondisi
uterus yang atoni.
0 komentar:
Posting Komentar